TEMPO.CO, Vatikan -Tepat pada hari ini di tahun 1981, Paus Yohanes Paulus II menjadi korban penembakan oleh Mehmet Ali Yahya Agca di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Roma.
“Untuk pertama kalinya ada pembicaraan tentang terorisme, bahkan di Vatikan. Kita bicara tentang terorisme di tempat di mana pesan cinta, harmoni, dan perdamaian selalu ditransmisikan,” kata reporter Radio Vatikan Benedetto Nardacci selama siaran langsung, pada hari kejadian.
Saat itu musim semi pukul 17.19, Paus sedang mengunjungi umat beriman untuk Audiensi Umum hari Rabu. Ia sedang membawa seorang gadis kecil ke pelukannya, kemudian mengulurkannya kembali pada orang tuanya.
Tidak berapa lama, terdengar suara tembakan yang menggelegar. Tembakan terdengar hingga empat kali.
Paus tertembak oleh peluru pertama di bagian perut, nyaris mengenai organ vitalnya. Tembakan kedua mengenai tangan kirinya. Ia pun ambruk di kendaraan terbuka yang membawanya berkeliling lapangan.
Sementara peluru kedua mengenai Ann Odre yang berusia 60 tahun dan melukainya secara serius. Peluru keempat mengenai lengan Rose Hill dari Jamaika yang berusia 21 tahun.
Jemaah Panik dan Menangis
Kejadian itu begitu cepat dan membuat orang-orang menjadi panik. Banyak jamaah menangis tersedu-sedu, sedangkan yang lain berlutut dan berdoa, serta menggunakan rosario yang mereka bawa untuk mendoakan Paus.
Sementara itu, seseorang yang melihat si pelaku, Agca, segera merebut senjatanya. Ia pun ditangkap dan ditahan kepolisian setempat.
Selanjutnya: Paus dan korban lainnya...